Selasa, 09 Juni 2009

not just seems like yesterday

hairan binti fusing ane. jadi begini saudara-saudari, dulu saya adalah seorang gadis cilik yang menjunjung tinggi nilai-nilai egaliter, toleransi, dan kasih sayang pada semua oknum, bahkan terhadap pembantu rumah tangga. heeeemmmm yaaaa bisa dibilang, saya ini majikan paling baik lah (lembek atau bego mungkin) sejabodetabek. pembantu bangun siang, saya maklum. pembantu ambil baju saya, saya maafkan. pembantu berlagak supermodel, saya mafhum.

tetapi, yang paling membuat kita semua menitikkan air mata adalah, pembantu jatuh sakit, saya menjelma menjadi perawat. bersama adik saya tentu saja. jadi, waktu itu ada salah seorang pembantu saya sakit panas dan katanya pusing udah berhari-hari gitu dan dia otomatis ngga bisa ngapa-ngapain. berhubung waktu itu pembantu cuma satu dia doang, kerjaan rumah terbengkalai dong? ya dong? ya dong? iya!

di saat-saat getir seperti itulah, sayap dipunggung saya merekah dan meregang (what the maksud?) dan menjelmalah saya menjadi sesosok malaikat yang diturunkan tuhan dari langit untuk menyembuhkan si mba. saya dan adik saya lalu menjadi sok suster yang penuh kesabaran.

pada suatu siang yang terik, dengan wajah-wajah tengik, kami berdua mulai beraksi. kami ambilkan minuman segelas besar dan tak lupa pula makanan sepiring serta teh manis hangat (sok sweet) untuk si mba yang tengah terkulai di atas kursi didepan TV dilantai atas. rajin ya kita? tuh, kurang baik apa lagi coba? lalu kami pun memaksa si mba untuk menghabiskan semuanya. semuanya! tentu saja dengan dalil kuno.

"mba, kita ini suster lhoh sekarang. pokoknya kalo mba ngga makan, ngga bakalan sembuh"
"......"
"kalo belum makan, ngga bisa minum obat"
"........."
"kalo ngga minum obat, gimana mau sembuh?"
"............"
"katanya kalo banyak minum bisa cepet sembuh lhoh! terus kalo banyak makan juga penyakit-penyakit kalah!"
".............."

maka, kami pun seperti bermonolog dengan tokoh pasien imaginer yang agak sedikit tidak tahu diri. absurd. mengesalkan. yaudah, kita turun aja deh. beberapa hari setelah itu, si mba minta pulang karena udah bener-bener ngga berdaya. udah ke puskesmas, ke dokter, ke klinik, ngga juga sembuh (ngga selebay itu sih sebetulnya). maka ia putus asa dan rindu ditimang ayah-bunda.

tak berapa lama, dikabarkan dari sentul, tempat tinggalnya, bahwa ia sudah sembuh berkat bantuan seorang "dukun" yang lebih sopan jika kita sebut "orang pintar" di kampungnya itu. si mba udah ngga mau kerja lagi, capek katanya. tapi, selidik punya selidik, ternyata si smart-man ini bilang kalo mba "diganggu" sama semacam soft kreacher gitu dirumah saya! O-M-G P-D-A, merinding.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anyone who wants to post comment please put your clear identity so that i will not be confused with who is this person who wrote the comment. thanks